Wednesday, 21 December 2016

Memaknai Hari Ibu



Hari ini tanggal 22 Desember 2016 kita memperingati Hari Ibu yang dirayakan secara nasional. Dan ternyata hari Ibu dirayakan bukan saja di Indonesia, di beberapa negara belahan dunia juga merayakan hari tersebut yang dikenal dengan Mother’s Day. Walaupun ada perbedaan hari seperti di Amerika dan Kanada merayakan Hari Ibu pada hari Minggu di minggu kedua bulan Mei, namun maknanya tetap sama.
Sejarah mencatat bahwa peran wanita dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai dengan diadakannya kongres pertama organisasi-organisasi wanita di Yogjakarta pada tanggal 22 Desember 1928. Kongres perempuan ini kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912 yang terilhami oleh pejuang wanita nasional seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.


Jadi jelas kongres perempuan ini bertujuan atau memiliki makna untuk ikut mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Saat ini Indonesia sudah merdeka namun wanita selalu mengambil bagian dalam rangka pembangunan nasional. Di susunan kabinet menteri sudah sering wanita menduduki posisi menteri, bahkan menjadi presiden RI ke-5, yaitu Megawati Soekarno Putri. Peran wanita dalam pemerintahan pusat maupun daerah juga tidak dapat dipungkiri.

Di tengah keterbatasan wanita, ternyata wanita mampu untuk ikut berpartisipasi dalam dominasi dunia pria di Indonesia. Kita sudah sering melihat prestasi wanita dalam berbagai bidang seperti politik, sosial, teknologi, maupun olah raga. Walaupun masih banyak orang yang merendahkan kaum wanita namun mereka tetap dapat menunjukkan eksistensinya dalam berbagai bidang. Jika demikian apakah kita pantas untuk merendahkan martabat kaum wanita?

Terlepas dari peran serta wanita dalam berbagai bidang, hendaknya kita memaknai Hari Ibu karena peran besarnya dalam melahirkan dan merawat kita sehingga menjadi pribadi yang besar saat ini. Seringkali kita melihat di samping pemimpin besar selalu ada wanita yang tangguh. Baik sebagai istri maupun sebagai Ibu kita akan selalu melihat fenomena ini di Dunia. Jadi kita hendaknya harus selalu menghormati kaum wanita karena peran besar seorang Ibu yang tak dapat digantikan oleh kaum pria yaitu melahirkan Anak. Tanpa beliau kita tidak ada di muka bumi ini.

Mario Teguh menyebutkan dalam Golden Ways, hanya dengan memikirkan atau mengucapkan kata ibu maka kita langsung teringat dengan jasa Ibu kita, membuat diri kita terenyuh dan berpikir apakah saya sudah berbuat baik untuk membalas jasa besar Ibu kita? Jasa ibu sendiri tidak bisa kita gantikan dalam kehidupan ini.

Sebagai anak maka patutlah bagi kita untuk mendengarkan nasehat beliau dan merawat beliau kelak ketika sudah berumur. Sebagai seorang suami maka hendaknya suami selalu menghormati pendapat istri dan tidak menganggap rendah istrinya sehingga melakukan kekerasan rumah tangga karena kelemahan wanita.
Marilah kita memaknai Hari Ibu ini dengan lebih menghormati jasa dan peran wanita dalam hidup kita. Terima kasih Ibu atas pengorbananmu kami bisa seperti sekarang ini, jasamu tidak akan bisa kami balas, mungkin doa kami yang tulus ikhlas akan menerangkan perjalanan kisah hidupmu.

Thursday, 24 November 2016

Inilah Pesta Kuno Paling Mesum Pada Sejarah Umat Manusia

Sebuah Pesta biasanya akan gelar saat seseorang ingin merayakan sesuatu ataupun sekedar bersenang-senang. Karena itu dalam pesta biasanya orang akan melakukan apapun yang Ia rasa menyenangkan, mulai dari bernyanyi, menari hingga hal-hal gila untuk membuat suasanya menjadi meriah. namun itu adalah sisi positif dari sebuah pesta, sayangnya saat ini pesta biasanya justru memiliki konotasi yang negatif. Dalam pesta modern kita tak hanya akan di suguhi dengan hidangan ataupun hiburan yang biasa, karena seiring dengan kian berkembangnya jaman, pesta kini juga dijadikan ajang maksiat dimana orang biasanya akan menenggak minuman beralkohol, menggunakan obat-obatan terlarang hingga menggelar seks bebas secara masal. Namun ternyata pesta yang amoral dan condong pada tindakan mesum ini, tak hanya terjadi pada jaman sekarang saja, karena pada jaman dulu pesta yang jauh lebih cabul pernah terjadi dan bahkan menjadi sebuah rutinitas di suatu tempat. Anehnya sebagian dari pesta ini bahkan ada yang merupakan bagian dari ritual pemujaan dewa, yang konon merupakan sesuatu yang kultus dan suci. Karena dianggap suci akibatnya, orang-orang ini tak merasa bersalah walaupun telah melakukan perbuatan yang tak senonoh secara beramai-ramai dan malah justru merasa bangga akan hal tersebut.

Bacchanalia


Dikenal pada masa Babylonia, Bacchanalia sejatinya merupakan sebuah pesta yang diadakan sebagai bagian dari perayaan untuk memuja Dewa Tammuz yang merupakan dewa yang dianggap sebagai perlambang dari cinta dan juga simbol kesuburan. Namun alih-alih di isi dengan ritual yang sakral dengan memberi persembahan ataupun upacara sejenisnya yang bertujuan untuk mengungkap rasa syukur. Bacchanalia pada pelaksanaanya justru menjadi ajang mesun yang dilakukan secara beramai-ramai. Dalam upacara pemujaan dewa kesuburan ini para pesertanya akan berhubungan intimsecara massal. Dalam perayaan yang lebih tepat kalau di sebut pesta sex gang-bang ini, tak ada aturan khusus, bagi siapaun yang ingin ikut. Semua orang bebas memilih pasangan sex-nya, maupun berganti pasangan ketika telah merasa bosan dengan pasanganya. Sahabat anehdidunia.com si pesta ini pula para remaja putri kala itu biasa melepaskan keperawanan mereka dengan suka rela dan tanpa penyesalan sedikitpun. Hal ini bisa terjadi karena mereka menganggap itu adalah perbuatan yang benar dan bahkan bisa mendatangkan berkah. Selain sex massal yang menjadi menu utama dalam Bacchanalia, biasanya orang-orang juga akan menari dan menyanyi sambil menenggak minuman keras sebagai pelengkapnya. Dan meski identik dengan wilayah Babylonia, namun Bacchanalia juga biasa di lakukan di tempat lain seperti Yunani dan juha Romawi kuno. Sedangkan untuk saat ini sendiri pesta yang hampir mirip dengan Bacchanalia ini, bisa kita temui di wilayah Mardy Grass, Amerika yang tiap tahunya menggelar sebuah perayaan besar dimana rang-orang biasanya ajan bertelanjang ria sambil menari dan menyanyi di sepanjang jalan.

Beltane


Selain di kenal sebagai bangsa yang jago melaut dan memiliki ritual pemakanaman yang unik. Bangsa Viking ternyata juga memiliki sebuah pesta atau perayaan yang luamayan nyeleneh. Pesta tersebut bernama Beltane, sebuah ritual untuk menyambut datangnya musim panas yang di isi dengan sebuah acara api unggun. Namun tentu acara kumpul-kumpul di depan api unggun ini tak hanya akan di habiskan dengan menari dan menyanyi layaknya anak pramuka saat ini. Dalam Beltane para anggota suku Viking biasanya akan membangun sebuah api unggun yang cukup besar, untuk kemudian memutarinya secara beramai-ramai. Sahabat anehdidunia.com dalam pesta ini mereka juga biasa membawa hewan ternak yang akan disucikan di depan api unggun. Namun sayangnya dalam perayaan yang bertujuan untuk mengsucikan diri ini, terdapat sebuah ritual sampingan yang berujung pada tindakan mesum. Setelah selesai memutari api unggun biasanya para anggota suku Viking, biasanya akan melanjutkan Beltane dengan ritual bercinta masal yang boleh dilakukan oleh siapaun dan dengan siapapun. Meski masih belum jelas dengan pasti bagaimana pesta seks ini di gelar. Namun ada satu aturan yang wajib dipatuhi yaitu, mereka wajib bercinta di depan api unggun yang ada pada perayaan Beltane. Sedangkan untuk pemilihan pasangan tak ada aturan tertentu, boleh pilih sendiri atau mau secara acak itu terserah pilihan masing-masing.

Pesta Kaisar Nero


Berhasil mencacatkan namanya sebagai salah satu Kaisar yang paling terkenal dalam sejarah kerajaan Romawi. Sayangnya nama Nero terkenal bukanlah karena prestasinya dalam bidang pemerintahan ataupun mengsejahterakan warganya. Nama Kaisar Nero justru di kenal karena tingkah gila yang sering Ia lakukan, salah satu tingkah gila yang dilakukan Nero, diantaranya adalah kegemaranya dalam mengadakan pesta-pesta gila yang tentunya dibumbui dengan berbagai aksi erotis yang konon sampai menguras kas milik kerajaan. Dalam pesta-pesta yang di gelar pleh Kaisar yang terkenal dengan aksinya membakar kota Roma, agar bisa membangun kota baru ini, di pastikan akan selalu ada aksi mesum yang tak bisa dibayangkan oleh orang normal. Dengan adanya suguhan seks ini Nero sepertinya berusaha untuk membuat senang para bangsawan yang Ia undang. Dengan kebebasan untuk melakukan aktivitas seks yang tak tersentuh hukum ini pula, Nero tampaknya berusaha untuk membuat para bangsawan selalu berada di pihaknya, tak peduli segila apapun tingkahnya saat memerintah kerajaan Roma. dan yang lebih gila lagi konon pesta ini dilakukan Nero hampir tiap malam, untuk memuaskan para bangsawan dan tentunya juga untuk kepuasan dirinya sendiri.

Pesta Ala Bangsa Mesir Kuno


Dikenal sebagai bangsa yang memiliki sejarah cukup tua dan kental dengan kemewahan. Tentunya kita tak bisa melupakan peradaban Mesir Kuno, saat membicarakan pesta-pesta yang mesum dan amoral. Selain terkenal dengan pesta-pesta mereka yang terkenal gila. Pada masa tersebut, bangsa Mesir juga terkenal dengan kebiasaan mereka untuk melakukan pernikahan sedarah atau Incest. Dimana seorang Ayah dkadang menikahi putrinya ataupun sebaliknya di mana ada anak yang menikahi Ibunya sendiri. Namun diantara semua kegilaan tersebut mungkin yang paling amoral dan mesum adalah adanya sebuah festival khusus dimana orang bebas untuk minum-minum dan juga berhubungan intim dengan siapapun yang Ia mau. Sahabat anehdidunia.com festival ini sendoro biasanya akan diadakan saat bangsa Mesir Kuno, ingin melakukan penghormatan pada Dewa tertinggi mereka yaitu "Ra" dan "Sekhmet." Dalam acara yang konon sangat sakral ini, orang bebas bercinta dan minum sesuka mereka, sepanjang malam sampai terbitnya matahari, keesokan harinya. Bukti dari sangking gilanya pesta ini sendiri, bisa dilihat dari catatan sejarah yang konon menyebutka jika seusai pesta ini, biasanya orang Mesir Kuno akan terbangun di jalanan kota, beberapa diantaranya bahkan ada yang masih dalam posisi bercinta setelah berpesta pora semalam suntuk.

Pesta bangsa Sodom


Dengan hanya mendengar kata Sodom, sebagain besar orang pasti sudah bisa membayangkan pesta macam apa yang terjadi. Ya, berbeda halnya dengan pesta-pesta diatas yang selalu dijadikan oleh pria dan wanita sebagai ajang seks bebas. Pesta yang diadakan Kaum Sodom, juga berhubungan dengan aktivitas seks yang tak wajar. Hanya saja level ketidakwajaran ini ada dalam level yang jauh lebih Amoral. Bangsa yang sudah tersoror akan kesukaanya dalam berpesta ini, tak hanya mengelar pesta seks bebas antar pria dan wanita. Namun juga pesta seks bebas antara sesama jenis. Jadi dalam pesta kaum Sodom, biasaya para pria akan berusaha memuaskan hasrat mereka pada sesama pria, begitupun para wanitanya yang akan memuaskan hasrat mereka terhadap sesama wanita. Untuk urusan kegilaan pesta mereka sudah tak usah dibayangkan lagi, karena itu sudah di luar penalaran manusia yang normal. Maka tak heran jika bangsa ini akhirnya musnah akibat bencana bertubi-tubi yang mengguncang negeri mereka. Sayangnya apa yang terjadi pada bangsa Sodom ini, kini mulai marak lagi terjadi walaupun secara tersembunyi dan tak seterbuka seperti apa yang dilakukan kaum Sodom dahulu kala.


Kisah Chloe Christos, Wanita Yang Haid Selama 5 Tahun Nonstop

Setiap perempuan pasti akan mengalami haid, atau biasa disebut menstruasi. Hal tersebut merupakan sesuatu yang normal terjadi pada remaja yang mengalami masa puber, dimana hal tersebut menandakan bahwa alat reproduksi perempuan usia muda mulai aktif dan telah mengalami kematangan seksual. Saat haid, berarti aliran darah mengalir melalui vagina yang disebabkan oleh penumpahan lapisan uterus yang dialami setiap bulan, dan saat lapisan dalam rahim yang mengandung pembuluh darah dan sel telur tidak dibuahi. Kebiasaa haid setiap perempuan pun berbeda-beda. Saat haid, biasanya ada yang disertai rasa sakit pada bagian perut atau pinggulnya, namun ada juga yang tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan ada yang kekenyalan payudara mereka menjad↾i berubah menjadi lebih kencang sebelum haid.

Nyeri haid yang dialami setiap perempuan pun juga berbeda, ada yang merasa sakit tapi masih bisa beraktifitas, dan bahkan ada yang merasa sakit sampai tidak tertahankan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kontraksi yang menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim dan dapat memutuskan suplai darah dan oksigen ke rahim dan menyebabkan rahim melepaskan bahan kimia yang kemudian menciptakan rasa nyeri. Kali ini akan dibahas mengenai seorang wanita yang mengalami haid sampai 5 tahun.


Siklus haid pada wanita normalnya adalah 5 sampai 8 hari. Chloe Christos adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang berasal dari Perth, Australia. Ia telah mengalami haid pertama kali pada usia 14 tahun. Namun anehnya, haid yang pernah dialami oleh Chloe tidak berhenti selama 5 tahun sampai usianya menjelang 19 tahun. Pada awalnya Chloe hanya diam saja karena malu untuk mengungkapkannya, sampai ia mengalami anemia parah dan sering pingsan. Pada akhirnya, orang tua Chloe membawanya ke dokter. Hal yang dialami oleh Chloe disebabkan karena produksi hormon wanita yang mengalami gangguan yang mengakibatkan kekurangan nutrisi. Bahkan, Chloe harus mendapatkan infus zat besi setiap minggunya.

Kondisi yang dialami oleh Chloe ini merupakan hal yang langka. Chloe mengalami gangguan pendarahan yang menyebabkan pencegahan aliran darah melewati proses pembekuan yang benar. Hal tersebut membuatnya frustasi karena ia menjadi sering merasakan pusing sampai pingsan secara mendadak. Hal tersebut karena tekanan darah Chloe yang rendah dan menyebabkan ia lemas. Hal tersebut sangat berbahaya bagi hidupnya. Chloe bahkan bisa sampai kehilangan 500 mililiter darah dalam 4 hari. Padahal, normalnya wanita hanya kehilangan darah 20 hingga 60 mililiter setiap mengalami masa haidnya. Jika lebih dari itu, harus mendapatkan penanganan medis karena dianggap pendarahan hebat. Chloe di diagnosa oleh dokter mengidap Von Willebrand Disease (WSD) atau hemofilia vaskuler, yaitu penyakit yang merupakan gangguan hemostatik yang diwariskan sebagai sifat dominan autosomal dengan penetrasi yang bervariasi dan derajat klinis yang juga bervariasi. Penyakit tersebut juga merupakan kelainan pendarahan, dimana kondisi tersebut membawa pengaruh pada kadar protein.

Chloe saat ini mengalami masa pengobatannya dengan mengonsumsi obat sintetik. Namun pihak medis tetap tidak menemukan penyebab penyakit yang dialami oleh Chloe. Efek samping yang harus ditanggung oleh Chloe pun juga cukup lama, yakni 7 tahun. Chloe kemudian mengubah metode pengobatan yang baru karena ia tak merasa pengobatan sebelumnya tidak memberi banyak manfaat. Untungnya saat ini, Chloe sudah mengalami masa haid yang normal, yakni selama 5 sampai 7 hari. Chloe pernah diberi pilihan oleh pihak medis yang menanganinya, yakni melakukan histerektomi, dimana ia harus melakukan pengangkatan rahim atau uterusnya dengan metode pembedahan. Tetapi Chloe menolak karena ia membayangkan akan mengalami menopause di usia 20 tahun. Hal tersebut membuatnya merasa takut.


Chloe adalah seorang stylist dan art director, yang pekerjaannya menuntutnya untuk bepergian karena adanya urusan pekerjaan. Namun Chloe sering dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang terkadang merasa lemas. Chloe melakukan pemeriksaan dan perawatan dirinya di dampingi dengan orang tuanya di sejumlah pusat kesehatan lokal. Chloe pada akhirnya tinggal di Perth, dan mendapatkan blood product, yang merupakan bahan terapeutik yang terbuat dari darah manusia, di sebuah klinik yang berada di Adelaide. Chloe mengaku sangat bahagia saat mendapatkan blood prodcut tersebut. ia pun juga merasa sangat beruntung karena  ia pada akhirnya mendapatkan pengobatan dan juga perawatan yang benar-benar tepat untuk dirinya dan dapat membantu dirinya agar cepat mengalami pemulihan setelah ia merasakan sakit yang dialaminya, bahkan bisa sembuh total.

Chloe pada akhirnya menceritakan semua yang pernah dialaminya dan menjadi aktif melakukan kampanye, mengenai hal-hal yang berbau kewanitaan. Ia mencoba memberi pengetahuan mengenai penyakit yang pernah ia alami untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaannya pada gaangguan pendarahan yang dialami oleh beberapa wanita. Tujuannya adalah agar wanita yang sedang mengalaminya segera melakukan pengobatan dan tidak ragu sebelum terlambat, dan juga agar mereka segera mendapatkan perawatan yang baik dan tepat.selain itu, para wanita harus meningkatkan kualitas perawatan dan rutin melakukan kontrol pada dirinya sendiri mengenai kesehatan daerah kewanitaannya. Apalagi, penyakit yang dialami Chloe bisa dikatakan cukup parah dan bisa menyebabkan kematian karena berkaitan dengan darah, dimana darah merupakan kebutuhan wajib dalam tubuh manusia untuk bisa bertahan agar tetap hidup.

Itulah sedikit cerita mengenai Chloe Christos, seorang wanita yang kini telah berusia 27 tahun dan sudah bekerja, bahkan ia telah aktif dalam beberapa kegiatan sosial yang memiliki manfaat yang positif bagi banyak orang. Chloe pun kini telah dapat mengalami kehidupan yang normal seperti wanita pada umumnya. Ia tak lagi mengalami menstruasi tanpa henti yang membawa dampak yang buruk pada tubuhnya. Ia kini bisa menjalani aktifitas sehari-harinya tanpa harus mengalami perhatian yang ekstra dari orang tuanya. Ia bisa mandiri, walaupun tetap harus menjalani beberapa perawatan untuk menjaga kesehatan tubuhnya, dan masih ada beberapa vitamin yang masih harus dikonsumsinya. Ia tetap semangat untuk berbagi pada para wanita lain yang memiliki masalah pada masa haidnya, walaupun tidak separah Chloe. Sedikit banyak, Chloe ikut membantu agar mereka mau untuk memeriksakan dirinya pada dokter yang memiliki keahlian di bidang tersebut dan tetap semangat agar tidak mengalami apa yang pernah ia alami dahulu.

Sumber referensi:
http://www.vemale.com/kesehatan/93922-ya-ampun-wanita-ini-alami-haid-selama-5-tahun-tanpa-henti.html
http://www.bintang.com/lifestyle/read/2489021/perempuan-ini-menstruasi-selama-5-tahun-tanpa-berhenti-kenapa


Friday, 9 September 2016

Benteng Marlborough


Benteng Marlborough.
Benteng Marlborough (Fort Marlborough) merupakan salah satu obyek wisata sejarah dan budaya andalan yang dimiliki oleh Kota Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke-18 ini dibangun oleh East Indian Company (sebuah usaha dagang Inggris terbesar di Nusantara waktu itu) selama kurang lebih enam tahun (tepatnya pada tahun 1713—1719) di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di Bengkulu. Secara keseluruhan, benteng yang bangunannya menyerupai kura-kura ini berdiri di atas tanah seluas sekitar 44.100 meter persegi dan menghadap ke arah selatan.

Secara historis, Benteng Marlborough dianggap sebagai peninggalan terbesar Inggris di Indonesia. Meskipun latar belakang pembangunan benteng ini adalah untuk kepentingan pertahanan/militer, namun seiring berjalannya waktu, Benteng Marlborough kemudian juga difungsikan untuk kepentingan perdagangan. Benteng ini dijadikan sebagai tempat koordinasi bagi kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East Indian Company, dan pusat pengawasan jalur pelayaran dagang yang melewati Selat Sunda.

Selain itu, benteng yang pernah digunakan sebagai tempat penahanan Bung Karno ini juga digunakan sebagai tempat tinggal oleh para petinggi militer Inggris dan pegawai East Indian Company. Dalam catatan British Library, pada tahun 1792 terdapat kurang lebih 90 pegawai sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam benteng ini. Secara fungsional, benteng ini akhirnya lebih menyerupai hunian dalam sebuah kota kecil daripada pusat pertahanan militer atau kantor perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan yang terkait dengan perkawinan, pembaptisan, dan kematian, yang masih tersimpan rapi di dalam benteng ini.

Wednesday, 7 September 2016

Danau Dendam Tak Sudah

Danau Dendam Tak Sudah (photo : adieb)
Di Kota Bengkulu, terdapat sebuah danau indah yang disebut Danau Dendam Tak Sudah, yang oleh Pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai kawasan cagar alam. Danau yang terkenal dengan kekayaan flora dan faunanya ini telah mengalami beberapa kali perluasan area.

Pertama, tahun 1936, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam melalui Stb 1936 No. 325 tanggal 17 Juni 1936 dengan luas 11,5 hektar. Kedua, tahun 1979, berdasarkan Surat Gubernur Bengkulu No. 1666/B4-1/1979 tanggal 15 Mei 1979, kawasan ini dipeluas menjadi 430 hektar. Ketiga, tahun 1999, melalui SK Menteri Kehutanan No. 420/Kpts-II/1999 tangal 15 Juni 1999, kawasan cagar alam Danau Dendam Tak Sudah bertambah luas menjadi 577 hektar.

Kawasan Danau Dendam Tak Sudah merupakan kawasan cagar alam yang memiliki keindahan alam yang mempesona dan menyimpan banyak potensi bagi kelestarian ekologi dan keseimbangan ekosistem. Danau yang dikelilingi bukit-bukit berhutan lebat ini merupakan habitat utama bagi tumbuhan endemic langka, yaitu anggrek pensil (Vanda hookeriana). Pada tahun 2003, Badan Koordinasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Bengkulu, menyebutkan ada lima fungsi utama yang diperankan oleh Danau Dendam tak Sudah, yaitu: (1) sebagai kawasan konservasi bagi keanekaragaman hayati; (2) sebagai sumber air yang digunakan untuk keperluan irigasi; (3) sebagai daerah cadangan air; (4) sebagai media pembelajaran alam untk kepentingan ilmiah; dan (5) sebagai tempat rekreasi.

Di danau ini juga hidup beberapa jenis ikan langka yang berasal dari famili Anabantidae, yaitu Trichogaster trihopterus, Helstoma termminchi, Trichogaster pectoralis, Anabas testudieus, dan Polcampus hasselti, dari famili Bagridae yaitu Mystus sp, dan dari famili Cyprinidae yaitu Mystacoleucus marginatus dan Rasbora sumatranus.

Tuesday, 6 September 2016

Soekarno Dalam Pengasingan di Bengkulu

Bung Karno bersama Ibu Fatmawati. [photo : arsip nasional]
Siapa tidak kenal Bung Karno? Dia adalah presiden pertama Republik Indonesia .Ir. Soekarno lahir di  Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negaraIndonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Presiden pertama yang akrab dengan panggilan Bung Karno ini pernah diasingkan di Bengkulu ini pada masa pemerintahan kolonial Belanda tahun 1938, dan masa pengasingan di Bengkulu berakhir pada tahun 1942.


Sejarah Pengasingan Bung Karno
Hidup di pengasingan bukanlah hal yang baru bagi Bung Karno. Sebelumnya pada 1928, Bung Karno pernah diasingkan di daerah Banceuy (Bandung). Kemudian dipindahkan ke Sukamiskin pada 1930—1932. Setelah itu, beliau harus menjalani masa pembuangan di Flores pada 1934.
Selama dalam masa pengasingan, Bung Karno tetap mengadakan kontak dengan dunia luar. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan maklumat Vergader Verbod. Maklumat tersebut berisi perintah bahwa pada tanggal 14 Februari 1938, Bung Karno harus menjalani sisa masa pembuangan terakhir ke Bengkulen (Bengkulu) beserta keluarganya. Bung Karno kemudian berangkat ditemani dengan istri pertamanya yang bernama Inggit Ganarsih. Mereka berangkat dari Flores dengan menumpang kapal dagang Belanda yang bernama Sloot Van Den Beele.

Masa Pengasingan di Bengkulu
Sesampainya di Bengkulu, Bung Karno diinapkan selama dua minggu di sebuah hotel bernama Centrum. Sebab, saat itu belum ada tempat tinggal yang layak huni. Setelah rumah disiapkan, barulah Bung Karno dan keluarganya mulai hidup di pengasingan. Rumah yang disediakan untuk Bung Karno selama menjalani pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough. Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll  Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9×18 m.
Dulu luas keseluruhan rumah ini mencapai 4 hektar. Selain rumah utama, ada beberapa bangunan lain. Dengan berjalannya waktu, oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu lahan yang ada kemudian dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah daerah setempat.
Walaupun diawasi dengan ketat, Bung Karno masih mengadakan kontak dengan pemuda dan tokoh-tokoh yang ada di luar lokasi pengasingan. Di antaranya adalah Buya Hamka, M. Husni Thamrin, dan K.H. Mas Mansur.
Selama di pengasingan, Bung Karno banyak menyumbangkan jasanya pada masyarakat. Ia mendirikan Masjid Jami’ di Jalan Soeprapto dan kelompok diskusi ilmiah bernama Debating Cerdas Club. Beliau juga mendirikan kelompok sandiwara Montecarlo sebagai media untuk menyusun strategi agar kemerdekaan Indonesia tercapai.

Bertemu dengan Ibu Fatmawati
Kepribadian beliau yang supel, ramah, dan sederhana dengan cepat mendapat simpati dari pemuka masyarakat setempat. Salah satunya adalah Hasan Din. Ia kemudian menjodohkan Bung Karno dengan putrinya yang bernama Fatmah. Bung Karno pun berpisah dengan istri pertamanya dan menikah dengan Fatmah pada 1943.
Fatmah kemudian berganti nama menjadi Fatmawati. Dalam catatan sejarah bangsa Indonesia, seluruh rakyat mengenal Fatmawati sebagai wanita pertama yang menjahit bendera sang saka Merah Putih. Atas jasanya tersebut, beliau dianugerahi Bintang Maha Putera Adi Perdana sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan.

Monday, 5 September 2016

Mengenal Ibu Fatmawati


Ibu Fatmawati
Masa Kecil Fatmawati
Fatmawati lahir pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu, sebagai putri tunggal keluarga H. Hassan Din dan Siti Chadidjah. Masa kecil Fatmawati penuh tantangan dan kesulitan, akibat sistem kolonialisme yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Ayahandanya, Hassan Din semula adalah pegawai perusahaan Belanda, Bersomij di Bengkulu. Tetapi karena tidak mau meninggalkan kegiatannya sebagai anggota Muhammadiyah, ia kemudian keluar dari perusahaan itu. Setelah itu, Hassan Din sering berganti usaha dan berpindah ke sejumlah kota di kawasan Sumatera Bagian Selatan.
Tidak banyak diketahui orang bahwa sebenarnya Fatmawati merupakan keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din adalah keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur bila diartikan adalah putri yang cantik, sederhana, bijaksana. Tak heran bila Fatmawati mempunyai sifat bijaksana dan mengayomi.


Kisah Cinta Bung Karno dan Fatmawati
Jalinan cinta antara Bung Karno dan Fatmawti pada awalnya membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Demi memperoleh Fatmawati yang begitu dicintainya Bung Karno dengan perasaan yang sangat berat terpaksa harus merelakan kepergian Bu Inggit, sosok wanita yang begitu tegar dan tulusnya mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai Indonesia Merdeka.  Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit telah merubah segalanya.

Pada tahun 1943 Bung Karno menikahi Fatmawati, dan oleh karena Fatmawati masih berada di Bengkulu, sementara Bung Karno sibuk dengan kegiatannya di Jakarta sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera), pernikahan itu dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno, Opseter Sardjono. Pada 1 Juni 1943, Fatmawati dengan diantar orang tuanya berangkat ke Jakarta, melalaui jalan darat, sejak itu Fatmawati mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Perjalanan sepasang merpati penuh cinta ini, akhirnya dikaruniai lima orang putra-putri: Guntur, Mega, Rachma, Sukma, dan Guruh. Belum genap mereka mengarungi bahtera rumah tangga, Sukarno tak kuasa menahan gejolak cintanya kepada wanita lain bernama Hartini. Inilah salah satu pangkal sebab terjadinya perpisahan yang dramatis antara Sukarno dan Fatmawati.

Kisah Dua Carik Kain Merah dan Putih
Pada tahun 1944, Jepang menjan­jikan kemerde­­kaan untuk Indonesia. Bendera Me­rah Putih diizinkan untuk diki­bar­kan dan lagu Indonesia Raya boleh diku­man­dang­kan di seluruh Nu­san­tara. Ibu Fat, istri Bung Kar­no “Sang Prok­lamator”, termasuk orang yang bingung karena tidak punya bendera untuk dikibarkan di depan rumahnya, Jalan Pegang­saan Timur 56 Jakarta, bila nanti kemerdekaan diproklamasikan.

Membayangkannya memang sulit. Saat sebagian rakyat Indonesia tak punya pakaian dan memakai kain karung, Ibu Fat perlu kain berwarna merah dan putih untuk membuat bendera. Kain saat itu adalah barang langka, apalagi barang-barang eks impor semuanya masih dikuasai Jepang.

Ibu Fat kemudian memanggil seo­rang pemuda bernama Chaerul Basri. Sang pemuda di­min­tanya untuk menemui pembesar Jepang bernama Shimizu yang dipastikan dapat membantu mencarikan kain merah-putih itu. Shimizu (masih hidup di Jepang dalam usia 92 tahun pada 2004) adalah orang yang ditunjuk pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia tahun 1943. Kedudukan/jabatan resminya saat itu adalah pimpinan barisan propaganda Jepang yaitu Gerakan 3A.

Memang benar, Shimizu dapat membantu Chaerul. Kain merah dan putih yang dibutuhkan Ibu Fat diperoleh melalui pertolongan pembesar Jepang lain yang mengepalai gudang di bilangan Pintu Air, di depan eks bioskop Capitol.

Walaupun kandungannya sudah tua (mengandung putera pertamanya Moh. Guntur Soekarno Putra), sehingga ia tidak boleh mempergunakan mesin jahit kaki, sehingga bendera merah putih itupun dijahit dengan jahit tangan.

Catatan menarik terjadi Tahun 1977, saat Shimizu ber­kunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Soeharto, Malam harinya, Shimizu mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia yang pernah dikenalnya di zaman Jepang. Pada malam itulah, Ibu Fat menjelaskan kepada Shimizu bahwa bendera Merah Putih yang dikibarkan pertama kali di Pegangsaan Timur 56 dan pada hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 —yang se­karang dikenal dengan Bendera Pusaka— kainnya berasal dari Shimizu.

Proklamasi 17 Agustus 1945
Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur kala, embun pagi masih menggelantung di tepian daun, para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi.

Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan jelas, Soekarnomembacakan teks proklamasi, pekik Merdeka pun berkumandang dimana-mana dan akhirnya mampu mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.

Kalau ada yang bertanya, apa peran perempuan menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan? Tentu kita akan teringat dengan sosok Fatmawati, istri Bung Karno.  Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, ada seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan. Dan, semua hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada hari itu, Ibu Fatmawati ikut dalam upacara tersebut dan menjadi pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Ibu Negara Pertama
Salah satu butir keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 adalah memilih Bung Karno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia. Pada tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta karena keadaan Jakarta dirasakan makin tidak aman, menyusul hadirnya tentara NICA yang membonceng kedatangan tentara sekutu.

Di kota gudeg itu, Ibu Fatmawati mendapatkan banyak simpati, karena sikapnya yang ramah dan mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap mendampingi Bung Karno dalam kunjungan ke berbagai wilayah Republik Indonesia untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan mengikuti kunjungan Presiden Soekarno ke berbagai Negara sahabat.

Peran serta wanita dalam pembangunan telah ditunjukkan Ibu Fatmawati, beliau sering melakukan kegiatan social, seperti aktif melakukan pemberantasan buta huruf, mendorong kegiatan kaum perempuan, baik dalam pendidikan maupun ekonomi.

Penghargaan dan Mengenang Ibu Fatmawati
Rumah Sakit Fatmawati pada mulanya bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno, terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta Selatan, Didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno.

Semula direncanakan untuk dijadikan sebuah Sanatorium Penyakit Paru-paru bagi anak-anak. Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai RSU Kelas B Pendidikan.

Di Kota Bengkulu, sebagai kota kelahiran Ibu Fatmawati, Pemerintah Daerah beserta seluruh elemen memberikan apresiasi terhadap Ibu Fatmawati. Sebagai bentuk penghargaan dan sekaligus untuk mengenang Ibu Fatmawati, maka pada tanggal 14 Nopember 2001, Bandar Udara Padang Kemiling diubah menjadi Bandar Udara Fatmawati. Perubahan nama Bandar udara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.

Perjuangan Ibu Fatmawati selama masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan diakui oleh Pemerintah Pusat, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tanggal 4 Nopember 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, maka Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ibu Fatmawati.(hen)

Saturday, 3 September 2016

Potret Pemungut Limbah Batubara


Aktivitas pemungut limbah batubara [photo : adieb]
Aktivitas penambangan batubara di daerah hulu Sungai Bengkulu sudah berdampak buruk terhadap lingkungan, yang bisa membahayakan keselamatan biota sungai dan laut. Yang lebih buruk lagi adalah ancaman terhadap kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat. 

Timbunan limbah batu bara yang merupakan bekas pencucian dari lokasi eksploitasi tambang di sekitar kawasan Bukit Sunur mengakibatkan sungai Bengkulu tercemar. Limbah batu bara bisa ditemukan di sepanjang Sungai Bengkulu.

Walaupun permasalahan limbah batubara sangat berdampak buruk terhadap lingkungan, tapi perlu bagi kita untuk membuka mata dan menerima kenyataan, bahwa banyak saudara-saudara kita, banyak masyarakat kita, yang menggantung hidupnya dengan jalan memungut limbah batubara demi membayar biaya sekolah anak-anak mereka dan demi memenuhi sandang mereka.


Pak Nurman sekeluarga misalnya, melaut bukan lagi menjadi pilihannya, kesehariannya sekarang berprofesi sebagai pemungut batubara yang sudah ia lakoni beberapa tahun terakhir. “Dulu saya dan keluarga menggantungkan nasib dari melaut, tapi sekarang saya lebih memilih memungut batubara karena penghasilannya cukup lumayan dibandingkan dengan melaut,” jelas Nurman ketika ditanya soal pekerjaan tetap.
Lain halnya dengan Ibu Eny, berdasarkan keterangan dari sesama pengumpul batubara, Ibu Eny adalah orang yang menampung dan membeli batubara mereka pungut terus dijual ke pabrik-pabrik di Jakarta, Bandung, Palembang dan Lampung.

“Setiap hari teman-teman pencari limbah batubara itu bisa mendapatkan lima sampai sepuluh karung ukuran 50 Kg, setiap karung dijual kepada kami dengan harga kisaran Rp.10ribu sampai Rp15ribu per karungnya,” ungkap Ibu Eny.

Dengan adanya limbah batubara tersebut, maka penghasilan para nelayan di kawasan pesisir pantai Bengkulu terutama di seputaran wilayah Pasar Bengkulu cukup lumayan, sedangkan pangsa pasarnya cukup menggiurkan karena banyak pedagang pengumpul membeli batubara.

"Kami mohon kepada pemerintah daerah agar bisa memberikan izin khusus bagi warga pencari limbah batubara tersebut, agar aman dari gangguan calo dan kami pun bisa membayar retribusi," sambung Ibu Eny

Tapi, keselamatan lingkungan haruslah menjadi prioritas bagi kita semua. Pencemaran limbah batubara itu hendaknya cepat diatasi, karena bisa mengganggu kehidupan biota laut termasuk ikan dan udang. Sekarang memang belum terasa dampak dari pencemaran batubara tersebut, karena belum ada ikan mati atau biota jenis lainnya seperti udang dan kepiting, namun antisipasinya seharusnya sudah disiapkan instansi terkait.
Majalah “Kotaku” menyempatkan diri melihat secara langsung aktivitas memungut limbah batubara. Dan ternyata, untuk mengumpulkan batubara tersebut harus mengambil risiko terbawa arus air laut atau sungai dan kemungkinan besar bisa terjangkit penyakit kulit akibat zat asam dari batu bara. Dan yang lebih memprihatinkan, anak-anak usia sekolah juga ikut membantu orang tua mereka untuk memungut tersebut.

Friday, 2 September 2016

Anggrek Pensil, Flora Langkah di DDTS

Anggrek Pensil

DDTS adalah singkatan dari Danau Dendam Tak Sudah. Nama danau ini memang terasa aneh, menyeramkan dan belum seakrab danau-danau besar, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung.

Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik. Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu.

Menilik dari namanya saja, Danau Dendam Tak Sudah sudah menyiratkan sebuah kisah tragis di baliknya. Nama danau ini diyakini terkait dengan legenda sepasang muda-mudi. Mereka mengikat janji sehidup semati, namun kisah asmara mereka tak kesampaian. Dia dijodohkan dengan laki-laki lain, padahal benih-benih cinta di hati kedua remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi.


Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.

Di masa Belanda, danau ini kemudian dibuat dam, agar lebih tertata dan tidak mudah meluap serta memudahkan pembuatan jalan. Bukti-bukti dam itu bisa terlihat hingga kini. Namun setelah merdeka pembangunan dam terbengkalai. Dam yang tak selesai itu menginspirasikan warga setempat untuk menamainya menjadi Dam Tak Sudah dan kata “Den” di depan kata “Dam” hanyalah merupakan “kerancuan” yang sengaja ditimbulkan untuk menggelitik rasa ingin tahu.

Danau seluas 37,50 hektare itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainnya. Di bawah Danau Dendam Tak Sudah, konon terdapat gunung berapi.

Danau ini juga memiliki berbagai flora unik, yakni anggrek Pensil (vanda hookeriana), yang diyakini hanya tumbuh di kawasan ini. Flora unik yang lain adalah anggrek matahari, bakung, nipah, pulai, ambacang rawa, terentang, plawi, brosong, gelam, pakis dan sikeduduk.

Panorama di kawasan danau juga sangat indah. Sejauh mata memadang, pengunjung akan dimanja lanskap Bukit Barisan yang membiru dan terlihat sayup-sayup di kejauhan.

Di seputar danau kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi anggrek pensil. Juga ditemukan berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular phyton, siamang, siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau.

Perambahan cagar alam telah mencapai 70 persen dari luas kawasan, terutama di sepanjang kiri jalan air Sebakul-Desa Nakau. Perambahan ini telah mengancam kondisi fisik kawasan serta sejumlah flora dan fauna yang kini mulai sulit ditemui.

Beruntung, anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna ungu dan bintik-bintik hitam, seperti dilansir Kapanlagi, selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu.  Lutung dan kera ekor panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun fauna lain, kini mulai jarang ditemui.

Kini danau tersebut juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Kawasan ini merupakan penyuplai sebagian besar air untuk petani di kota Bengkulu serta penyimpan cadangan air tanah.

Cagar Alam Dusun Besar tempat danau ini berada memiliki topografi wilayah 0-8 persen. Ketinggian kawasan ini dari permukaan laut kurang lebih 15 meter. Bentukan lahan dari batuan yang menyusun kawasan terdiri dari batuan neogin (Pliosin dan Miosin).

Di kawasan danau, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan alam berupa permukaan danau yang terlihat kemerahan ditimpa sang surya menjelang beranjak keperaduannya. Atraksi matahari terbit disertai udara pagi yang bersih serta semburat warna merah di permukaan danau menjelang malam sangat ideal bila diabadikan dari lensa kamera.

Keasrian danau serta lingkungan cagar alam yang luas merupakan potensi bagi wisatawan minat khusus untuk melakukan pendidikan dan penelitian. Di lokasi ini, pengunjung juga bisa berperahu dan menggunakan rakit ke seluruh penjuru danau, dan memancing.

Beberapa warga di seputar danau menyediakan pondok-pondok yang menawarkan berbagai jenis makanan seperti jagung bakar dan kelapa muda. Beberapa makanan khas Bengkulu seperti perut punai, lempuk dan kue tat juga bisa dibeli di sekitar lokasi.

Ikan Pais dan Bagar Hiu Masakan Favorit Bung Karno



Ikan Pais khas Bengkulu
Bung Karno? Nama ini sudah tidak asing lagi bagi orang Bengkulu, kalau seandainya ditanyakan kepada orang Bengkulu siapa Bung Karno, pastilah jawaban yang didapati ada beberapa versi, yang pertama, akan dijawab Bung Karno adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, kedua, Pak Karno itu punya istri orang Bengkulu yang namanya Fatmawati, ketiga, Bung Karno itu yang mendesain arsitektur Masjid Jamik, keempat, Pak Karno itu tokoh perjuangan yang pernah diasingkan di Bengkulu, kelima, Bung Karno itu Presiden RI yang makanan favoritnya Ikan Pais dan Bagar Hiu.

Jawaban kelima memang terkesan mengada-ada tetapi itulah sepenggal cerita yang tertulis di secarik kertas pada daun pintu lemari tua di bagian belakang rumah kediaman Bung Karno di Bengkulu. Lemari tua itu sudah menyimpan berjuta kenangan manis bersama Bung Karno.


Cerita ini diyakini akan kebenarannya, selain lemari tua sebagai saksi, petugas di rumah bersejarah tersebut pun mengamini kedua makanan tersebut memang menjadi makanan favorit Bung Karno selama menjalani masa pengasingan di Bengkulu sejak 1938 hingga 1942.

Apalagi kekasih hati Bung Karno, si cantik hati dari Bengkulu, Fatmawati, sangat lihai dan pandai memasak. Hampir setiap hari gadis ini rajin mengantar makanan ke rumah Bung Karno. Ikan Pais dan Bagar Hiu adalah dua menu masakan yang selalu dirindukan oleh Bung Karno. Kelihaian Fatmawati muda dalam memasak ternyata menjadi salah satu pemikat hati Bung Karno, selain memang Fatmawati punya paras yang cantik dan berbudi pekerti baik.

Empat tahun di Bengkulu, rasanya cukup waktu untuk lidah seorang Bung Karno beradaptasi dengan makanan khas lokal Bengkulu yang berciri khas santan kelapa sebagai salah satu bahan baku utamanya dengan bumbu bawang merah, bawang putih, kunyit, daun jeruk, daun salam, dan lengkuas, aneka bumbu-bumbu dasar lainnya, melengkapi cita rasa makanan ini.

Tapi sayang, masakan khas ini hampir punah tergerus oleh kebiasaan kita mengkonsumsi makanan siap saji ala Amerika. Perlu kita syukuri bahwa masih ada pebisnis restoran yang tertarik menyajikan menu utamanya adalah masakan-masakan khas asli Bengkulu.(hen)