Wednesday, 31 August 2016

Urut Kegiatan Ritual Tabot


Tabot Tebuan
       1)      Mengambik tanah (mengambil tanah)
Tanah yang diambil harus mengandung unsur-unsur magis oleh karena itu harus diambil dari tempat keramat. Di Bengkulu, hanya ada dua tempat yang dianggap keramat yaitu di Keramat Tapak Padri yang terletak di tepi laut tidak jauh dari Benteng Marlborough di sudut kanan Pelabuhan Laut Bengkulu dan Keramat Anggut yang terletak di pemakaman umum Pasar Tebek dekat Tugu Hamilton, tidak jauh dari Pantai Nala. Upacara ini berlangsung pada malam tanggal 1 Muharam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Tanah yang diambil disimpan di Gerga (pusat kegiatan/markas kelompok Tabot bersangkutan), dibentuk seperti boneka manusia dan dibungkus dengan kain kafan putih, lalu diletakkan di Gerga. Gerga tertua di Bengkulu hanya ada dua, yaitu Gerga Berkas dan Gerga Bangsal. Keduanya telah direnovasi dan kini berwujud bangunan permanen.
Di kedua tempat tersebut, mereka memberikan sesajen berupa: bubur merah dan bubur putih, gula merah, sirih 7 subang, rokok nipah 7 batang, kopi pahit 1 cangkir, air serbat 1 cangkir, dadih (susu sapi murni yang mentah) 1 cangkir, air cendana 1 cangkir, air dan selasih 1 cangkir.


2)      Duduk Penja (mencuci jari-jari)
Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari. Menurut keluarga Sipai, Penja adalah benda keramat yang mengandung unsur magis. Ia harus dicuci dengan air limau setiap tahunnya. Upacara mencuci penja ini disebut duduk Penja, yang dilaksanakan pada tanggal 5 Muharram sekitar pukul 16.00 WIB.
Pada acara Penja ini, peralatan yang dibutuhkan adalah: air kembang, air limau nipis, sesajen, dan penja yang akan dicuci. Sesajen yang dipersiapkan terdiri: nasi kebuli 1 porsi, emping beras 1 piring, pisang emas 1 sisir, tebung 1 potong, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, dan dadih 1 gelas.

3)      Menjara (mengandun)
Menjara adalah berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding dol, sejenis beduk yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Muharram mulai pukul 20.00 atau 23.00 WIB. Pada tanggal 6 Muharram, kelompok Tabot Bangsal mendatangi kelompok Tabot Berkas sedangkan pada tanggal 7 Muharram kelompok Tabot Berkas mendatangi kelompok Tabot Bangsal. Kegiatan ini berlangsung di halaman terbuka yang disediakan oleh masing-masing kelompok.

4)      Meradai (mengumpulkan dana)
Meradai adalah pengambilan dana oleh Jola (bahasa Melayu artinya orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan) yang terdiri dari anak-anak berusia 10-12 tahun. Acara ini dilakukan pada siang hari tanggal 6 Muharram antara pukul 07.00-17.00 WIB. Lokasi pengambilan dana biasanya sudah disepakati bersama oleh masing-masing kelompok Tabot. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah: bendera panji, tombak bermata ganda, tas atau kambut, karung gandum, dan tessa.

5)      Arak Penja (mengarak jari-jari)
Arak Penja atau arak jari-jari merupakan acara mengarak jari-jari yang diletakkan di dalam Tabot dengan di jalan-jalan utama di kota Bengkulu. Kegiatan ini dilaksanakan pada malam ke-8 dari bulan Muharram, yaitu sekitar pukul 19.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 21.00 WIB.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan sesajen adalah: nasi kebuli 1 porsi, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, telur dadar 1 buah, lauk pauk 7 piring (7 macam jenis lauk).

6)      Arak Seroban (mengarak Sorban)
Arak Serban merupakan acara mengarak Penja ditambah dengan Serban (Sorban) putih dan diletakkan pada Tabot Coki (Tabot Kecil). Tabot Coki ini dilengkapi dengan bendera/panji-panji berwarna putih dan hijau atau biru yang bertuliskan nama “Hasan dan Husain” dengan kaligrafi Arab yang indah. Kegiatan ini diadakan pada malam ke-9 Muharram sekitar pukul 19.00-21.00 WIB.
Sebagai mana namanya, maka peralatan yang dibutuhkan dalam acara ini adalah Tabot dan seroban. Selain itu, juga dibutuhkan kain khusus dan Tabot Coki (kursi kerajaan/tahta).

7)      Gam (tenang / berkabung)
Satu di antara tahapan upacara Tabot yang harus ditaati adalah “gam”. Gam adalah waktu yang tidak boleh ada kegiatan apapun. Gam berasal dari kata “ghum” yang berarti tertutup atau terhalang. Tanggal 9 Muharram merupakan masa gam ini, yakni sejak pukul 07.00 hingga pukul 16.00 WIB, di mana pada waktu tersebut semua kegiatan yang berkaitan dengan upacara Tabot termasuk membunyikan dol dan tassa tidak boleh dilakukan. Jadi masa gam dapat juga disebut masa tenang.
8)      Arak Gedang (taptu akbar)
Pada 9 Muharram malam, sekitar pukul 19.00 WIB dilaksanakan ritual pelepasan Tabot Besanding di gerga (markas) masing-masing. Selanjutnya dilanjutkan dengan arak gedang yakni grup Tabot berarak dari markas masing-masing menempuh rute yang ditentukan. Kemudian mereka akan bertemu sehingga membentuk arak gedang (pawai akbar). Arak-arakan ini menjadi ramai karena menyatunya grup-grup Tabot, grup-grup hiburan, para pendukung masing-masing serta masyarakat. Acara ini berakhir sekitar pukul 20.00 WIB. 
Akhir dari acara arak gedang ini adalah seluruh Tabot dan grup penghibur berkumpul di lapangan Merdeka Bengkulu (Sekarang: Lapangan Tugu Propinsi). Tabot dibariskan bershaf istilah lokal disandingkan, karenanya acara ini dinamakan Tabot Besanding.
Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah gerobak. Gerobak ini digunakan untuk mengangkut Tabot ke tempat Tabot dikumpulkan.

9)      Tabot Tebuang (Tabot terbuang)
Acara terakhir dari rangkaian upacara Tabot adalah acara Tabot tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharram. Pada pukul 09.00 WIB seluruh Tabot telah berkumpul di lapangan Merdeka dan telah disandingkan sebagaimana malam Tabot besanding. Grup hiburan telah berkumpul pula di sini dan menghibur para pengunjung yang hadir di waktu itu. 
Pada sekitar pukul 11.00 arak-arakan Tabot bergerak menuju ke Padang Jati dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual Tabot tebuang karena di sini dimakamkan Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin) pelopor upacara Tabot di Bengkulu.
Pada sekitar pukul 12.30 WIB acara Tabot Tebuang di makam Senggolo tersebut. Karena dipandang bernilai magis, acara ini hanya bisa dipimpin oleh Sesepuh Tabot yang tertua. Selesai acara ritual di atas, barulah bangunan Tabot dibuang ke rawa-rawa yang berdampingan dengan komplek makam tersebut. Dengan terbuangnya Tabot pada sekitar pukul 13.30 WIB, maka selesailah seluruh rangkaian upacara Tabot dimaksud.

Monday, 29 August 2016

Budidaya Tabulampot Buah Naga / Cara Menanam Buah Naga Dalam Pot

Bila Anda termasuk yang suka buah naga, Anda tak perlu selalu membelinya namun Andapun dapat menanamnya di rumah. Bahkan bila lahan pekarangan rumah Anda kurang luas, Anda dapat menyiasatinya dengan cara menanam buah naga dalam pot atau melakukan budidaya tabulampot buah naga.

Buah naga termasuk tanaman yang mudah dalam penanaman dan perawatannya serta tidak memerlukan teknik khusus untuk menanam buah naga dalam pot / melakukan budidaya tabulampot buah naga ini. Walaupun demikian, Anda tetap harus memperhatikan syarat tumbuh tanaman buah naga ini.

budidaya tabulampot buah naga, cara membuat tabulampot buah naga, cara menanam tanaman buah naga di pot


Cara Menanam Buah Naga Dalam Pot / Budidaya Tabulampot Buah Naga


Ada 5 langkah cara menanam buah naga dalam pot atau melakukan budidaya tabulampot buah naga yang harus dilakukan agar tanaman buah naga tsb dapat tumbuh maksimal dan berbuah sesuai harapan.

1. Persiapan Sebelum Menanam Buah Naga Dalam Pot / Budidaya Tabulampot Buah Naga
  • Pembibitan / Pemilihan Bibit
Ada 2 cara menanam buah naga dalam pot / budiaya tabulampot buah naga yaitu menggunakan bijinya / secara generatif dan menggunakan potongan batangnya / secara vegetatif. Cara menanam buah naga dalam pot menggunakan bijinya jarang dilakukan karena memakan waktu produksi yang jauh lebih lama. Cara menanm buah naga dalam pot menggunakan potongan batangnya dilakukan dengan cara memotong batang pohon induk yang memiliki kondisi sehat, tua dan sudah berbuah 3- 4 kali. Batang tsb berwarna hijau gelap kelabu dengan ukuran ideal 20 – 30cm. Potongan batang tanaman induk tsb kemudian diangin-anginkan sampai getah mengering agar tidak mudah busuk. Sebelum menanam buah naga dalam pot / melakukan budidaya tabulampot buah naga, Anda dapat mencelupkan potongan batang tsb kedalam larutan zat perangsang tumbuh.
  • Persiapan Pot Dan Media Tanam
Untuk melakukan budidaya tabulampot buah naga / menanam buah naga dalam pot, Anda dapat menggunakan pot apa saja dengan diameter 40-50cm namun sebaiknya pot tanah liat. Pot yang digunakan harus memliki lubang di bawahnya dan memiliki kaki-kaki atau penyangga. Untuk media tanamnya, Anda dapat menggunakan campuran tanah, bubuk bata merah, pasir, kompos dan pupuk kandan dengan perbandingan 1:2:2:1:3. Bila diperlukan, tambahkan juga 100 gram dolomite dan 20 gram pupuk NPK ke dalam campuran tadi.

2. Proses Menanam Buah Naga Dalam Pot
  • Masukkan campuran media tanam hingga 80 % dari volume pot. 
  • Buat tiga lubang tanam dengan diameter 6cm dan kedalaman 10cm. 
  • Isi setiap lubang tanam dengan potongan batang yang sudah disiapkan. 
  • Padatkan media tanam di setiap pangkal bibit. 
  • Siram secukupnya, jangan menggenangi pangkal batang.
  • Gunakan tiang panjat untuk mengikat bibit sehingga bibit tsb tidak mudah roboh.
  • Letakkan tabulampot buah naga di tempat yang terkena sinar matahari terutama pada pagi hari.
3. Perawatan tabulampot buah naga
  • Penyulaman yaitu penggantian tanaman yang mati atau busuk pada pangkal batang, tanaman buah naga tidak tumbuh atau kerusakan fisik lainnya. Penyulaman tabulampot buah naga sebaiknya dilakukan seminggu setelah menanam bibit buah naga dalam pot. 
  • Setiap bulan sebaiknya tanaman tabulampot buah naga diberi pupuk NPK (16–16–16) sebanyak 2 sdt / tanaman atau 6 sdt / pot yang berisi 3 buah bibit. Anda pun dapat menambahkan pupuk mikro. Ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
  • Siramlah tanaman tabulampot buah naga secara teratur secukupnya setelah hari ke-10 sesudah penanaman atau sesuai kondisi lahan. Penyiraman dapat dilakukan seminggu sekali hingga umur 6 bulan atau bila kondisi tanah kering atau saat musim kemarau maka penyiraman dapat dilakukan 5 – 7 hari sekali. Pada saat tanaman buah naga sudah mulai berbunga, lakukan penyiraman tiap 10 – 14 hari sekali. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 atau sore hari pukul 17.00. Penyiraman dihentikan bila buah sudah membesar seukuran kepalan tangan walaupun masih hijau sedikit kemerahan pada kulitnya.
  • Pemangkasan pada tabumlapot buah naga diperlukan untuk membentuk cabang baru dan cabang produktif, biasanya dilakukan sejak tanaman berumur 2-3 bulan. Lakukan pemangkasan pada ujung batang hingga menyisakan 40-60cm dari media tanam. Kelebihan tinggi tanaman lebih dari 140-170 cm harus dipangkas. Biasanya dari batang pokok akan tumbuh 3-4 tunas cabang baru, pilihlah satu tunas yang pertumbuhannnya paling baik dan cepat, dan buang tunas yang lainnya. 
4. Pemanenan Tabulampot Buah Naga
Tanaman tabulampot buah naga biasanya akan mulai berbunga pada umur +/- 6 bulan. Diperlukan waktu sekitar 50-55 hari untuk mendapatkan buah siap petik dari kuncup bunga. Segeralah petik buah yang ditandai degan warna merah pada semua kulit buah kecuali sisik buah naga pada bagian ujung buah masih hijau sedikit. Rekahan akan timbul pada buah yang terlambat dipetik yang dapat menyebabkan buah cepat rusak. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan menggunakan gunting atau pisau tanpa merusak kulit buah. Ukuran buah yang dipanen dari tabulampot buah naga akan bergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis tanaman buah naga, pengolahan lahan tanam yang baik, penyiraman air yang cukup, pemupukan, pemangkasan, dll.

5. Repotting / Pemindahan Pot Tabulampot Buah Naga
Repotting tabulampot buah naga dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun. Pengeluarkan tanaman dari pot lama, harus dengan hati-hati. Pindahkan tanaman tsb beserta tiang panjatnya ke dalam pot baru yang berdiameter 60-70cm yang sudah diisi dengan media tanam baru.

Mengenal Kesenian Tradisional Debus

Seni Debus Banten
Provinsi Banten adalah merupakan provinsi pemekaran Jawa Barat, tak heran sebagian orang berpendapat bahwa orang Banten adalah orang Sunda juga, karena kebudayaan yang ditumbuhkembangkan oleh mereka pada umumnya sama dengan orang Sunda. Dalam kebahasaan misalnya, orang Banten menggunakan bahasa yang mereka sebut sebagai "Sunda-Banten", yaitu bahasa yang menunjukkan beberapa perbedaan dibandingkan dengan bahasa Sunda yang lain, terutama dalam intonasinya. Lepas dari masalah kesamaan dan perbedaan kebudayaan yang ditumbuhkembangkan oleh orang Sunda dan orang Banten itu, yang jelas bahwa Banten adalah sebuah suku bangsa yang ada di Provinsi Banten (Melalatoa, 1995).


Sebagaimana masyarakat suku bangsa lainnya di Indonesia, orang Banten juga mempunyai berbagai jenis kesenian tradisional. Salah satu diantaranya yang kemudian yang kemudian menjadi label masyarakat Banten adalah debus1). Artinya, jika seseorang mendengar kata "debus", maka yang terlintas dalam benaknya adalah "Banten".

Konon, kesenian yang disebut sebagai debus ada hubungannya dengan tarikat Rifaiah yang dibawa oleh Nurrudin Ar-Raniry ke Aceh pada abad ke-16. Para pengikut tarikat ini ketika sedang dalam kondisi epiphany (kegembiraan yang tak terhingga karena "bertatap muka" dengan Tuhan), kerap menghantamkan berbagai benda tajam ke tubuh mereka. Filosofi yang mereka gunakan adalah "lau haula walla Quwata ilabillahil 'aliyyil adhim" atau tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Jadi, kalau Allah mengizinkan, maka pisau, golok, parang atau peluru sekalipun tidak akan melukai mereka.

Di Banten pada awalnya kesenian ini berfungsi untuk menyebarkan ajaran Islam. Namun, pada masa penjajahan Belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, seni ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat Banten untuk melawan Belanda. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, kesenian ini hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata.

Pemain
Para pemain debus terdiri dari seorang syeh (pemimpin permainan), beberapa orang pezikir, pemain, dan penabuh gendang. 1-2 minggu sebelum diadakannya pertunjukan debus biasanya para pemain akan melaksanakan pantangan-pantangan tertentu agar selamat ketika melakukan pertunjukan, yaitu: (1) tidak boleh minum-minuman keras; (2) tidak boleh berjudi; (3) tidak boleh mencuri; (4) tidak boleh tidur dengan isteri atau perempuan lain; dan lain sebagainya.

Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan debus biasanya dilakukan di halaman rumah pada saat diadakannya acara-acara lain yang melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan dalam permainan adalah: (1) debus dengan gada-nya (2) golok yang digunakan untuk mengiris tubuh pemain debus; (3) pisau juga digunakan untuk mengiris tubuh pemain; (4) bola lampu yang akan dikunyah atau dimakan (sama seperti permainan kuda lumping di Jawa Tengah dan Timur; (5) panci yang digunakan untuk menggoreng telur di atas kepala pemain; (6) buah kelapa ; (7) minyak tanah dan lain sebagainya. Sementara alat musik pengiringnya antara lain: (1) gendang besar; (2) gendang kecil; (3) rebana; (4) seruling; dan (5) kecrek.

Jalannya Permainan
Permainan debus pada umumnya diawali dengan mengumandangkan beberapa lagu tradisional (sebagai lagu pembuka atau "gembung"). Setelah gembung berakhir, maka dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan belum atau macapat yang berisi puji-pujian kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Tujuannya adalah agar mendapat keselamatan selama mempertunjukkan debus. Setelah zikir dan macapat selesai, maka dilanjutkan dengan permainan pencak silat yang diperagakan oleh satu atau dua pemain tanpa menggunakan senjata tajam.

Kegiatan selanjutnya adalah permainan debus itu sendiri yang berupa berbagai macam atraksi, seperti: menusuk perut dengan menggunakan debus; mengupas buah kelapa dan memecahkannya dengan cara dibenturkan ke kepala sendiri; memotong buah kelapa dan membakarnya di atas kepala; menggoreng telur dan kerupuk di atas kepala; menyayat tubuh dengan sejata tajam seperti golok dan pisau; membakar tubuh dengan minyak tanah atau berjalan-jalan di atas bara api; memakan kaca dan atau bola lampu; memanjat tangga yang anak tangganya adalah mata golok-golok tajam dengan bertelanjang kaki; dan menyiram tubuh dengan air keras.

Sebagai tambahan, pada atraksi penusukan perut dengan menggunakan debus, seorang pemain memegang debus, kemudian ujungnya yang runcing ditempelkan ke perut pemain lainnya. Setelah itu, seorang pemain lain akan memegang kayu pemukul yang disebut gada dan memukul bagian pangkal debus berkali-kali. Apabila terjadi "kecelakaan" yang mengakibatkan pemain terluka, maka Syeh akan menyembuhkannya dengan mengusap bagian tubuh yang terluka disertai dengan membaca mantra-mantra, sehingga luka tersebut dalam dapat sembuh seketika. Kemudian, ketika atraksi penyayatan tubuh dengan sejata tajam seperti golok dan pisau, pemain akan menusukkan senjata tersebut ke beberapa bagian tubuhnya seperti:: leher, perut, tangan, lengan, dan paha. Namun, melakukannya, ia mengucapkan mantra-mantra agar tubuhnya kebal dari senjata tajam. Salah satu contoh mantranya adalah: "Haram kau sentuh kulitku, haram kau minum darahku, haram kau makan dagingku, urat kawang, tulang wesi, kulit baja, aku keluar dari rahim ibunda. Aku mengucapkan kalimat la ilaha illahu". Dan, ketika atraksi pemakanan kaca dan atau bola lampu, yang dimuntahkan bukannya serpihan kaca melainkan puluhan ekor kelelawar hidup.

Nilai Budaya

Permainan debus yang dilakukan oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara mendalam, maka di dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kerja sama, kerja keras, dan religius.

Nilai kerja sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus. Dalam hal ini seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama menyelenggarakan permainan debus. 

Sunday, 28 August 2016

Seni Budaya Papua, Perkaya Budaya Nasional

Kerajinan Noken Papua
Provinsi Papua yang terletak di ujung timur negara Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang unik dan menarik yang memperkaya budaya nusantara Indonesia seperti alat musik tradisionalnya, Tarian Tradisional dan kesenian lainnya yang terdapat di Papua.

Alat Musik Tradisional Papua
Ada Salah satu nama alat musik tradisional yang paling terkenal yang berasal dari Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah maluku serta papua. Bentuknya alat musik Tifa mirip gendang dan cara memainkannya Tifa adalah dengan cara dipukul. Alat musik Tifa terbuat dari bahan sebatang kayu yang isinya sudah dikosongkan serta pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit hewan rusa yang terlebih dulu dikeringkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Alat musik ini sering di mainkan sebagai istrumen musik tradisional dan sering juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang, Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi.

Tarian Tradisional Daerah Papua
Terdapat berbagai macam tari-tarian dan mereka biasa menyebutnya dengan Yosim Pancar (YOSPAN). Di dalam tarian ini terdapat aneka bentuk gerak tarian seperti tari Gale-gale, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo, tari Balada serta tari Cendrawasih. Tarian tradisional Papua ini sering di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk penyambutan tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta dimainkan adalah dalam upacara adat.

Pakaian Adat Tradisional Papua
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat tersebuta memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki.

Rumah Adat Papua
Nama rumah asli Papua adalah Honai yaitu rumah khas asli Papua yang dihuni oleh Suku Dani. Bahan untuk membuat rumah Honai dari kayu dengan dan atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.


Cara Memberikan Air Dari Bawah Pada Tanaman Dalam Pot

Pemberian air pada tanaman sangatlah penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan air di tanaman tetap terpenuhi karena air merupakan salah satu faktor esensial untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air pada tanaman biasanya dilakukan dengan penyiraman air dari atas. Penyiraman tanaman dari atas untuk tanaman dalam pot merupakan cara yang efektif untuk memperoleh kelembaban yang diperlukan tanaman namun ternyata cara tersebut kurang cocok untuk beberapa tanaman.

cara memberikan air pada tanaman dalam pot yang benar

Beberapa tanaman dapat berubah warna dan muncul bintik-bintik pada daun bila daunnya terkena air. Jika akar tanaman terlalu penuh dalam pot maka air yang disiramkan akan mengalir begitu saja dan tidak mampu tersimpan di tanah atau media tanam. Untuk menghindari hal tsb maka salah satu solusinya adalah dengan memberikan air dari bawah pada tanaman dalam pot. Pemberian air dari bawah akan menambah kelembaban tanah. Selain itu dengan memberikan air dari bawah pot juga akan menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu sering-sering memberikan air pada tanaman kesayangan Anda.

Pemberian air dari bawah pada tanaman dalam pot akan membuat akar tanaman lebih kuat karena akar akan terus tumbuh ke bawah mencari kelembaban. Pemberian air dari bawah pot ini dapat digunakan untuk seluruh tanaman yang ditanam dalam pot baik yang diletakkan di dalam rumah maupun di luar rumah.

Cara Memberikan Air Dari Bawah Pot Pada Tanaman Dalam Pot


1. Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan air adalah dengan cara menekan tanah antra pot dan batang tanaman dengan menggunakan jari. Bila jari Anda tidak merasakan basah pada tanah dalam pot maka itu adalah waktu yang tepat untuk memberikan air.

2. Masukan air bersih ke dalam wadah yang cukup besar yaitu cukup menampung pot berisi tanaman. Air yang digunakan sedemikian banyak cukup merendam bagian bawah pot namun tidak menyentuh bagian atas pot. Bila Anda menggunakan air ledeng sebaiknya inapkan dulu air tsb semalaman untuk mengurangi kadar klorine, tetapi bila Anda menggunakan air sumur maka akan lebih baik.

3. Masukkan pot yang berisi tanaman selama 10 menit atau Anda dapat melakukan pemeriksaan kelembaban tanah lagi dengan cara menekan tanah menggunakan jari. Jika terasa masih kering maka lakukan penambahan waktu perendaman menjadi 20-30 menits. Buanglah kelebihan air.

4. Pemberian air dari bawah pot dapat menjaga kelembaban pada akar secara seragam tetapi sistem pengairan ini tidak mampu membuang kelebihan garam dan mineral yang ada pada tanah karena pemupukan dll sehingga perlu dilakukan penyiraman dari atas tanah sebulan sekali untuk membilas dan membuang kelebihan mineral pada tanah dalam pot.

Itulah cara memberikan air dari bawah pot pada tanaman dalam pot atau tambulapot sebagai alternatif untuk mengurangi penyakit yang timbul karena penyiraman air dari atas pada tanaman. Selamat mencoba ...


Gamelan, Kian Diterima Dunia Internasional

Alat musik Gamelan
Musik gamelan adalah salah satu musik tradisional Indonesia (sunda-jawa barat) ternyata kian diterima keberadaannya di dunia internasional. Alat musik yang diduga kuat telah ada sejak tahun 167M telah diajarkan disekolah-sekaolah maupun universitas diantaranya di Amerika, Inggris, kanada, Australia, Singapura dan masih banyak Negara lainnya, bahkan baru-baru ini gamelan telah tersebar di benua afrika tepatnya di negara Namibia. Menurut Prof Dr. Rahayu Supanggah dalam sarasehan gamelan for the young beberapa waktu lalu di Laurensia School, gamelan telah diajarkan sebagai pendidikan karakter bagi anak-anak sekolah dasar di Singapura, bahkan di Inggris digunakan sebagai media terapi bagi narapidana kelas satu, program ini dikenal dengan good vibrations. Nilai-nilai filosofi dalam gamelan adalah nilai-nilai keharmonisan hubungan manusia baik secara horizontal maupun vertical dengan sang maha penciptanya.
Nilai-Nilai Strategis Dalam Gamelan
Menurut Judith Becker dalam buku, “Gamelan Stories: Tantrism, Islam, and Aesthetics in Central Java”, mengemukakan bahwa pada zaman pertengahan, di Indonesia, elemen Gamelan digunakan sebagai media pemujaan eksternal dan internal. Dia mengutip Sastrapustaka yang mengungkapkan makna esoteris nada-nada Gamelan yang berhubungan dengan chakra, panca indera dan rasa. Gamelan sebagai yantra, alat, dapat membantu tahapan meditasi sebelum mencapai keadaan Samadhi/Semedi. Melalui media musik tersebut orang bisa melakukan penjernihan fikir, penjernihan hati dan pemurnian jiwa yang berujung pada penyembuhan psikologis.

Dr. Masaru Emoto membuktikan bahwa musik dapat mempengaruhi air, sehingga musik yang indah akan membuat air membentuk kristal hexagonal yang indah. Memahami bahwa baik manusia, hewan dan tanaman mengandung air, maka suara musik akan mempengaruhi semua makhluk hidup. Organ-organ manusia mempunyai getaran dengan berbagai frekuensi. Walau frekuensi yang dapat didengar manusia berkisar 20 Hz-20 KHz, frekuensi suara berbagai alat gamelan sangat bervariasi dan memungkinkan terjadinya frekuensi yang sama dengan organ tubuh. Bila getaran suara Gamelan mempunyai frekuensi yang sama dengan suatu organ tubuh yang lemah, maka resonansi yang terjadi dapat memperkuat dan menyembuhkan organ yang bersangkutan. Musik yang harmonis juga akan mebuat sapi merasa tenang dan mempengaruhi sistem kelenjar yang berhubungan dengan susu. Selanjutnya, getaran frekuensi tinggi dari Gamelan akan merangsang ‘stomata’ tanaman untuk tetap terbuka, meningkatkan proses pertumbuhan. Bunga-bunga yang beraneka warna pada umumnya mempunyai panjang gelombang sama seperti panjang gelombang warnanya. Suara alat-alat musik yang bervariasi panjang gelombangnya dapat mempengaruhi organ yang sama panjang gelombangnya.

Sebuah lembaga penelitian tentang perkembangan otak di jepang mengadakan riset tentang pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang suara supersonic adalah suara yang tidak dapat dideteksi/didengar oleh telinga kita tanpa bantuan alat khusus.

Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi beberapa hormon penting di otak yang mana sangat baik untuk perkembangan otak. dan ternyata gamelan (Jawa dan Bali) banyak sekali memproduksi gelombang supersonic ini jauh lebih tinggi dari musik klasik. Sesuatu yang mungkin tidak pernah diketahui oleh kita yang mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yang menelitinya dan mampu memanfaatkannya.

Pertanyaan yang sangat menggelitik adalah, kenapa bangsa asing begitu giat menggunakan gamelan sebagai media pendidikan? Sedangkan ditanah kelahirannya gamelan masih saja mendapatkan stigma sebagai seni musik tradisional yang ketinggalan jaman? terjebak pada istilah pelestarian seni tradisi dan tidak melihat gamelan sebagai sebuah media pencerdasan emosional dan estetika.

Ada beberapa factor yang membuat gamelan belum maksimal di dunia pendidikan maupun di masyarakat, factor kurangnya keberanian para praktisi gamelan keluar dari pakem yang selama ini dianutnya, pakem dianggap aturan/tatacara yang sudah final sehingga tidak perlu lagi adanya pakem-pakem baru. Kedua adalah factor minimnya para peneliti/ilmuwan dalam seni tradisi (gamelan) tentang kegunaan/efek gamelan bagi kecerdasan emosional anak. Ketiga factor gamelan yang dipresepsikan hanya untuk dimainkan oleh orang dewasa, keempat minimnya komposisi musik gamelan yang khusus dimainkan oleh anak-anak. Kelima hegemoni musik barat yang selalu dipaksakan menjadi acuan dalam pembelajaran musik di Indonesia, padahal sejak era 2000an hingga kini pendidikan musik di Negara maju sudah mulai mengadopsi gamelan sebagai bagian dari pendidikan karakter, karena gamelan dinilai sebagai musik yang humanis, karena nilai-nilai kebersamaan, empati, toleransi dan kolektifitas yang menjadi suatu kekhasan dalam gamelan, karena hal tersebut tidak didapatkan dari musik klasik barat yang cenderung individualis, miskin improvisasi, dan kaku karena harus memainkan sesuai dengan perintah partitur.

Strategi Pembelajaran Musik Gamelan
Materi-materi pembelajaran gamelan harus dibuat untuk tidak menyulitkan para siswa. Yang diutamakan adalah efek rasa senang, serta dapat berekspresi. Dalam materi untuk tingkatan awal komposisi nada-nada sederhana yang bersifat ritmik akan dapat membantu tingkat kepekaan dan keteraturan emosi, tingkatan awal ini sangat membantu bagi para siswa pemula (termasuk siswa dengan kebutuhan khusus) untuk selanjutnya dapat bermain dengan dinamika permainan emosi dan dapat berkomunikasi musical dengan baik. Komunikasi musical musik gamelan tidak diatur dalam notasi/partitur seperti halnya musik barat, namun disampaikan melalui symbol symbol suara yang mengalir sehingga kepekaan, konsentrasi dan intuisi akan sangat berperan penting dalam hal ini. Kolektivitas dalam musik gamelan akan membuat ritme dan dinamika permainan musik dapat berjalan mengikuti pola layaknya sebuah aliran air yang terkadang berjalan cepat dan lambat secara bersamaan.

Pengendalian diri dan emosi dalam sebuah permainan gamelan membutuhkan proses yang tidak sebentar, keharmonisan hubungan social diantara siswa akan berpengaruh baik pada kualitas musik yang dihasilkan begitu pula sebaliknya, ketidakharmonisan social dalam sebuah kelompok akan berpengaruh buruk pada musik yang dihasilkan. Hal tersebut sudah menjadi konsekuensi logis karena dalam bermain gamelan sangat dibutuhkan rasa empati dan toleransi. Tingkatan permainan gamelan memang mempunyai tingkat kesulitan yang sama dengan dengan musik orkestra di barat, namun ketika diposisikan sebagai media untuk belajar tentu saja diperlukan berbagai variasi komposisi yang sesuai dengan kemampuan musical siswa, sehingga keberadaan tingkatan/jenjang dalam sebuah komposisi musik di gamelan tidak mutlak diperlukan.

Permainan musik yang sederhana, dinamis dan mudah akan dapat menjadi alat terapi yang murah dan meyenangkan bagi pengendalian emosi, dan stimulus otak sebab ketika bermain musik secara kolektif dengan akustik gamelan yang bersuara supersonic, maka tingkat kesadaran, kekompakan dan konsentrasi kita berada pada titik frekuensi yang sama, sehingga apabila ada beberapa individu yang tidak mampu berkonsentrasi dan lemah dalam pengendalian emosinya maka akan berdampak pada keseluruhan harmoni yang dibangun, sehingga diperlukan latihan yang lebih intensif dan mandiri.

Individu yang belum halus dan terasah rasanya dan mempunyai kecenderungan menggunakan logika dari otak kirinya, sulit menerima hal-hal yang berada di luar logika. Padahal manusia yang utuh tidak hanya menggunakan logika, tetapi rasa, intuisi dan juga hati nuraninya. 

Saturday, 27 August 2016

Gambang Kromong Seni Betawi

Seni Gambang Kromong. [detiknews]

Bagi masyarakat Betawi, Gambang Kromong merupakan seni musik yang telah ada dan masih terjaga keberadaaannya sampai sekarang ini walau pun hingar-bingar Kota Metropolitan sedikit menutup akses pelestarian seni musik tradisional yang satu ini. Pemerintah DKI terus berupaya untuk tetap melestarikan seni Gambang Kromong karena dianggap mempunyai nilai seni maha karya dan sudah menjadi simbol bagi masyarakat Betawi dari dulu sampai sekarang.
Tak baik bagi kita hanya mendengar tanpa mengenal lebih dekat Gambang Kromong, melalui tulisan ini diharapkan semua anak bangsa mengerti dan memahami betapa penting Gambang Kromong bagi perjalanan sejarah bangsa.

Gambang kromong terdiri dari beberapa instrumen musik utama, yaitu :

  1. Gambang (silofon) dengan 18 nada yang dilaras/tangga nada pentatonic dengan panjang tiga setengah oktaf;
  2. Sepuluh buah gong kettle kecil (kromong) yang dilaras pentatonic sepanjang 2 oktaf
  3. Sebuah tehyan alat musik yang berasal dari Tionghoa yang cara memainkannya digesek.
  4. Sebuah flute/seruling yang berasal dari Tionghoa
  5. 2 buah gong gantung(kempul dan gong) kendang, dan kecrek, instrument tersebut adalah asli Indonesia
  6. Satu atau lebih gitar elektrik sebagai bass mampun melodi
  7. Satu atau lebih alat musik barat seperti trompet, clarinet saxofon, keyboard instrumen tersebut berasal dari barat.
Masyarakat pemilik/pendukung kesenian ini adalah masyarakat Tionghoa keturunan dari perkawinan campur Tionghoa-Pribumi, dan milik masyarakat Betawi asli yang saat ini mulai bergeser dari pusat Jakarta ke pingiran Jakarta seperti Bogor utara dan Tangerang.
Masyarakat keturunan Tionghoa disini adalah orang Tionghoa yang berasal dari Hokkian dari daerah Fujian di sebelah selatan Tiongkok yang datang ke Batavia/Jakarta dan melakukan perkawinan dengan masyarakat pribumi (betawi). Sedangkan masyarakat betawi adalah berasal dari hampir seluruh wilayah di Indonesia yang dibawa oleh pemerintah colonial sebagai budak dan ada yang sengaja datang untuk bekerja atau berdagang. Karena pada masa itu pelabuhan di Batavia/Jakarta adalah pelabuhan teramai dan menjadi sebuah pusat perdagangan sangat sibuk.
Lalu kelompok para pendatang inipun menetap di Batavia dan hidup dalam sebuah perkampungan besar yang dihuni oleh beragam etnis lalu lahirlah kesenian yang dinamakan Gambang Kromong sebuah seni tradisi yang unik karena terjadinya alkulturasi budaya Tionghoa dan masyarakat pribumi dari latar belakang budaya yang berbeda pula. 
Hingga saat ini kesenian gambang kromong masih dipentaskan dalam acara-acara perkawinan maupun pertunjukan lenong/teater rakyat. Kehidupan harmonis antara masyarakat keturunan/tionghoa dengan masyarakat pribumi tercermin dari kesenian Gambang kromong yang merupakan produk budaya bersama, sehingga kita teramat sangat prihatin dengan gesekan-gesekan social antara warga pribumi dengan masyarakat non pribumi seperti yang terjadi pada tahun 1998 karena peristiwa tersebut telah mengkianati persaudaraan yang telah terjalin ratusan tahun yang lalu yang diajarkan oleh nenek moyang kita. Semoga kita dapat belajar dari sejarah bahwa pluralisme dan keberagaman itu indah. Naga dan Garuda dapat bahu membahu menapaki perjalanan waktu.